Sejatinya guru itu adalah pemain dalam perubahan. Guru bagaikan motor penggerak. Guru ibarat seorang pelukis, dia memberi warna dalam kehidupan. Guru bagaikan seorang penyair, yang selalu merumuskan nilai-nilai. Guru (digugu dan ditiru) adalah merupakan penuntun perilaku siswanya.
Tetapi….Tidak Jarang!
Kaki-kaki kecil para guru, seakan tidak mampu berlari cepat, mengusir ketinggalan teknologi dan arus informasi yang mengalir deras. Dia putus asa dan pasrah pada kenyataan hidup. Dia hanya mampu menatap jauh, menerawang dan silau. Akhirnya tertunduk layu, lumpuh dan malu.
Padahal….
Tangan-tangan lemah para guru dipaksa untuk menyangga langit, karena dipundak mereka tertanam cita-cita jutaan anak manusia untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
Oleh sebab itu, wahai para guru bergegaslah untuk mengejar ketertinggalan, dalam teknologi, arus komunikasi, seni budaya dan ilmu pengetahuan.
maunya gitu tapi...susah...
BalasHapus